Kaum Muda Jepang Takut Menikah, Populasi Terancam Punah



Kaum Muda Jepang Takut Menikah, Populasi Terancam Punah - Hampir setengah populasi kaum muda Jepang pilih melajang. Survei di tahun 2011 menunjukkan 61 persen pria dan 49 persen wanita usia antara 18-34 tahun masih melajang. Menurut data yang dilansirGuardian, Senin 21 Oktober 2013, jumlah itu meningkat hingga 10 persen selama lima tahun terakhir. Survei lainnya menunjukkan bahkan hampir sepertiga kaum muda Jepang berusia 30 tahunan tidak pernah berkencan sama sekali. Hal yang sama juga terjadi untuk hubungan seks.

Survei yang dilakukan Asosiasi Perencanaan Keluarga Jepang (JFPA) pada awal tahun 2013 menemukan fakta, 45 persen wanita usia 16-24 tahun di negara itu sama sekali tak tertarik atau membenci kontak seksual. Pria pun sama saja, lebih dari seperempat pria di Jepang menyatakan hal ini.

Akibatnya, jumlah kelahiran bayi di Jepang terjun bebas. Contohnya di tahun 2012 lalu, hanya beberapa bayi saja yang dilahirkan. Jumlah kelahiran ini timpang dengan jumlah kaum lanjut usia yang kian meroket.

Menurut kepala JFPA, Kunio Kitamura, Negeri Sakura kini mengalami krisis demografi serius. Bahkan, manusia Jepang terancam punah di masa mendatang.

Takut Menikah

Pilihan untuk melajang, kata Ai Aoyama, konsultan seks, adalah karena para pemuda di Jepang tidak melihat manfaat cinta. "Beberapa orang bahkan tidak tertarik terhadap lawan jenis secara fisik. Mereka takut ketika saya berusaha menyentuhnya," kata Aoyama. 

Pernikahan pun setali tiga uang. Pernikahan dianggap menjadi beban, karena untuk dapat memiliki properti di Jepang sangat mahal. Biaya itu akan semakin meningkat, ketika memiliki anak.

Sementara kaum pria tidak seambisius kaum wanita Jepang jaman sekarang dalam mengejar karier. Buat pria, kemapanan hidup bukan lagi prioritas utama. Data menunjukkan 13 juta warga Jepang yang belum menikah masih tinggal di rumah orangtua. Tiga juta di antaranya berusia 35 tahun.

Hal ini diakui Eri Tomita, seorang wanita Jepang, dia mengaku sengaja menghindari hubungan asmara dengan pria. Dia bahkan menolak lamaran kekasihnya tiga tahun lalu. Alasannya, dia lebih memilih berkarir. 

"Bos Anda akan menganggap Anda akan hamil. Ketika itu terjadi maka jam kerja menjadi fleksibel dan memaksa Anda untuk mundur dari pekerjaan," ungkap wanita 32 tahun ini.

Ahli meyakini bahwa semakin tidak menariknya pernikahan bagi pemuda Jepang adalah bentuk pendobrakan terhadap pola pikir lama. "Tetap melajang dulu dianggap kegagalan utama dalam hidup. Namun kini melajang sudah menjadi pilihan dan telah menjadi fakta baru," ungkap pengajar Antropologi di Universitas Negeri Montana, Amerika Serikat, Tomomi Yamaguchi. 

Aoyama pun meyakini kendati banyak kaum muda yang tidak ingin menikah atau terikat hubungan jangka panjang, pada dasarnya tiap manusia membutuhkan kehangatan dari orang lain.

"Berhubungan intim dengan orang lain adalah kebutuhan manusia yang menghasilkan hormon yang membuat nyaman dan membantu manusia beraktivitas lebih baik sehari-hari," kata dia.

Sumber: dunia.news.viva.co.id
Kaum Muda Jepang Takut Menikah, Populasi Terancam Punah
Leony Li
By Open Siana
Published: 2015-02-19T23:59:00-08:00
Kaum Muda Jepang Takut Menikah, Populasi Terancam Punah
4.5 11 reviews
loading...
Artikel Terkait:
Facebook Comments
Rekomendasi close button
Back to top

Disini Anda bebas bertanya maupun mengutarakan ide, gagasan, opini secara bebas yang tentu tidak termasuk dalam koridor Sara. Dilarang keras titip Link / URL hidup maupun berupa tulisan atau mempromosikan produknya. Ingat !! kebiasaan seperti itu akan membuat Anda semakin bodoh dan terpuruk.

Bagaimana Pendapat Anda?
 
Copyright © 2014. Open Siana | Designed By Maskolis